KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa di berbagai daerah yang dilakukan oleh mahasiswa, pelajar dan berbagai elemen masyarakat berakhir dengan kericuhan pada Senin (30/9/2019).
Pemberitaan Kompas.com sebelumnya mencatat, empat daerah di Indonesia mengalami kericuhan ketika demonstrasi dilakukan.
Demo yang dilakukan masih dengan inti tuntutan yang sama kepada pemerintah, yakni menolak disahkannya RKUHP dan UU KPK.
Lantas, dimana saja empat daerah tersebut?
Jakarta
Demo yang dilakukan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin 30 September 2019 kembali diwarnai kericuhan.
Setelah beberapa waktu lalu, aksi unjuk rasa yang dilakukan di tempat yang sama juga berakhir dengan kerusuhan.
Diketahui demo tersebut dilakukan karena menolak RKUHP, revisi UU KPK, dan menuntut agar pemerintah bertnggung jawab atas korban aksi demo sebelumnya.
Diberitakan Kompas.com (30/9/2019), hingga pukul 20.25 WIB, pendemo masih bertahan di sekitar gedung DPR, di kawasan Palmerah, Pejompongan, hingga sekitar Polda Metro Jaya yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Akibat kerusuhan tersebut, hingga Senin (30/9/2019) pukul 21.30, lima ruas jalan terpaksa ditutup.
Di antaranya adalah Jalan Gatot Subroto yang mengarah ke Slipi ditutup di bawah flyover Ladokgi, Flyover Slipi dan tol dalam kota ditutup, Jalan Gerbang Pemuda baik dari arah Bendungan Hilir maupun dari arah Hotel Mulia juga ditutup.
Selanjutnya, Jalan Asia Afrika di kedua arahnya ditutup, Jalan Raya Pejompongan dari dekat pos pol Pejompongan hingga menuju arah Karet ditutup hingga di dekat pom bensin, Jalan Jenderal Sudirman dari arah simpan susun Semanggi ke arah Benhil ditutup.
Tak hanya itu saja, perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) dan perjalanan Transjakarta juga sempat terganggu.
Baca juga: Tanggapi Menristek Dikti, Rektor UMM: Mahasiswa Sudah Kritis
Bandung
Aksi massa yang berlangsung di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar juga diwarnai dengan kericuhan, Senin (30/9/2019).
Ada delapan tuntutan yang ingin disuarakan oleh massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Menggugat ini. Dengan inti tuntutan yakni menolak RKUHP dan UU KPK.
Diberitakan sebelumnya, massa aksi sebenarnya melakukan orasinya dengan tertib di luar pagar gedung DPRD, namun menjelang sore kondisi semakin memanas.
Sekitar pukul 16.43 WIB, akhirnya masa mencoba merangsek masuk dengan menembus pagar yang menghalangi mereka.
Hal itu membuat aparat keamanan yang betugas menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan kerumunan.
Massa akhirnya berlarian ke barbagai titik dan mereka juga mulai melempari batu, petasan, mercon hingga bom molotov ke aparat kepolisian.
Akibatnya, fasilitas publik juga nampak rusak akibat aksi masa tersebut.
Hingga pukul 20.35 WIB, berdasarkan pantauan Kompas.com, massa masih terlihat berkumpul dan bertahan di sekitar Gedung DPRD Jabar.
Baca juga: Muncul Anggapan Aksi Mahasiswa Ditunggangi, Ini Ulasan Pengamat
Palopo
Demo yang berakhir dengan kericuhan juga terjadi di depan gedung DPRD Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Senin (30/9/2019) sore.
Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut didasari penolakan mereka terhadap RKUHP, UU KPK, serta meminta pemerintah membubarkan BPJS.
Selain itu, massa juga meminta agar Presiden Jokowi mencopot Menkopolhukam, Kapolri, dan Kapolda Sulawesi Selatan karena dianggap tidak berhasil menuntaskan kasus HAM.
Dalam aksi massa yang berujung kericuhan ini, mahasiswa melempari batu ke arah petugas keamanan yang sedang berjaga.
Akibatnya seorang petugas kepolisian dilaporkan menjadi korban dari pelemparan tersebut.
Seorang polisi mengalami luka di bagian mata akibat lemparan batu.
Akhirnya petugas keamanan terpaksa menembakkan gas air mata ke mahasiswa. Namun hal itu nampak sia-sia karena arah angin justru mengarah ke arah petugas dan membuat petugas justru kewalahan sendiri.
Petugas berhasil mengamankan seorang yang diduga sebagai provokator dalam aksi tersebut.
Hingga pukul 15.50 WIB, bentrokan antara pihak keamanan dan mahasiswa masih terjadi.
Nusa Tenggara Barat
Aksi unjuk rasa dari mahasiswa di depan Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat juga berakhir dengan kericuhan, Senin (30/9/2019).
Demo tersebut menuntut menolak UU KPK dan RKUHP yang dianggap bermasalah.
Selain itu, massa juga meminta agar aspirasi mahasiswa dibawa ke DPR pusat yang sebelumnya telah disampaikan ke DPRD NTB untuk dipenuhi.
Dan, menuntut pihak kepolisian agar segera mengusut kematian mahasiswa asal Kendari yang tertembak saat mengikuti aksi demo sebelumnya.
Massa yang ricuh sempat dibubarkan oleh pihak kepolisian dengan menyemprotkan water cannon.
Namun massa justru lebih beringas dan membalas dengan melempari batu ke arah petugas.
Kapolres Mataram AKBP Saiful Alam mengatakan, pihak kepolisian berhasil mengamankan beberapa orang yang diduga menjadi provokator dalam aksi tersebut.
Hingga pukul 20.51 WIB, diketahui sebanyak tiga orang anggota kepolisian menjadi korban pelemparan batu dalam aksi tersebut.
Baca juga: Aksi Demo #GejayanMemanggil 2 Gunakan Kostum Nyentrik, Apa Maksudnya?
(Sumber: Kompas.com/Sherly Puspita, Agie Permadi, Amran Amir, Idham Khalid)
"kembali" - Google Berita
October 01, 2019 at 05:37AM
https://ift.tt/2nkiD7B
Kembali Turun ke Jalan, Demo di Berbagai Daerah Berakhir Ricuh. Mana Saja? - Kompas.com - KOMPAS.com
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kembali Turun ke Jalan, Demo di Berbagai Daerah Berakhir Ricuh. Mana Saja? - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment