Dilansir dari Reuters, Senin (30/9/2019), dana yang disiram The Fed lebih besar dibandingkan yang diberikan pada Jumat lalu, yang nilainya US$ 22,7 miliar.
Langkah The Fed memberikan suntikan ke pasar uang terjadi sejak 17 September 2019 lalu. Ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam 10 tahun terakhir atau sejak krisis keuangan terjadi.
Kejadian langka ini menunjukkan bukti ketegangan yang muncul di pasar keuangan dan menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed bisa kehilangan cengkeramannya pada suku bunga jangka pendek.
Beberapa pekan lalu The Fed telah menyuntikkan dana total US$ 278 miliar atau lebih dari Rp 3.800 triliun ke pasar uang. Kebijakan ini dilakukan The Fed untuk memenuhi kelangkaan likuiditas di pasar uang antar bank (PUAB).
The Fed menyatakan, kebutuhan likuiditas di PUAB tidak sampai US$ 75 miliar. Perbankan di Amerika Serikat (AS) memang dikabarkan telah mengalami kesulitan likuiditas untuk memenuhi syarat Giro Wajib Minimum (GWM). Karena likuiditas yang sulit, maka bunga pinjaman di PUAB melonjak tinggi.
Namun, Gubernur The Fed, Jerome Powell, membantah adanya kekeringan likuiditas di pasar uang. Menurut para ekonom, ada beberapa kondisi yang membuat bank kekeringan likuiditas, antara lain pembayaran pajak kuartalan dan penyerapan dana akibat penjualan surat utang pemerintah.
(wed/dru)
"kembali" - Google Berita
September 30, 2019 at 08:13PM
https://ift.tt/2mi934v
The Fed Kembali 'Guyur' Rp 889 T ke Pasar Uang AS - CNBC Indonesia
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "The Fed Kembali 'Guyur' Rp 889 T ke Pasar Uang AS - CNBC Indonesia"
Post a Comment