
KLATEN,suaramerdekasolo.com -Ada hikmah di balik merebaknya wabah virus covid19 di berbagai negara, masyarakat Indonesia justru kembali ke gaya hidup sehat.
Salah satunya dengan mengkonsumsi aneka empon-empon yang dibuat menjadi ramuan tradisional. Ternyata empon-empon dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari virus.
Setelah informasi mengenai fungsi empon-empon menangkal virus viral, masyarakat berbondong-bondong membeli empon-empon seperti jahe, temulawak, kunyit dan lainnya. Akibatnya, barang itu menjadi langka sehingga harganya melambung.
“Sekarang semua mencari empon-empon karena bisa membantu menangkal virus corona, hingga harga empon-empon naik. Tapi hikmahnya, masyarakat jadi hidup sehat, mereka tahu kalai tubuh kuat maka virus susah masuk” kata anggota Komisi 9 DPR RI, Rahmad Handoyo, Minggu (8/3).
Hal itu ditegaskan usai bertemu dengan warga Dukuh Tanon RT 2/RW 7, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Minggu (8/3). Pertemuan di rumah Waluyo, salah satu warga itu dihadiri Ketua RW 7 Sumarno, beberapa tokoh setempat hingga ibu-ibu PKK dan pegiat Posyandu. Sebelumnya dia bertemu warga Desa Ngrundul, dan Simpar, Desa Pluneng, Kecamatan Kabonarum.
“Tak perlu panik, pemerintah sudah berpengalaman dan punya RS rujukan yang sudah berpengalaman seperti saat wabah SARS dan flu burung. Kematian akibat virus corona di bawah 4 persen, lebih kecil dari SARS dan flu burung. Tapi mudahnya arus informasi membuat masyarakat panik, beda waktu wabah SARS dan flu burung, media sosial belum seperti sekarang ini,” kata wakil rakyat asal Boyolali itu.
Dia mengajak masyarakat agar bijak dalam menyikapi covid19, yang diperlukan hanya menerapkan pola hidup sehat. Kalau masyarakat panik, semua membeli masker hingga harganya tak terkendali dan menjadi langka, dengan begitu masyarakat yang butuh masker justru sulit mendapat.
Dia menambahkan, temu warga itu merupakan salah satu tugas Komisi 9 yang membidangi kesehatan, tenaga kerja dan BPJS. Dia berkunjung untuk mengetahui keluhan di bidang kesehatan dan BPJS.
Menurutnya, hampir semua peserta BPJS mandiri mengeluhkan naiknya iuran, selain itu ada penerima bantuan iuran (PBI) yang tidak tepat sasaran.
“Banyak dijumpai, warga mampu punya mobil dapat PBI, justru warga yang miskin tidak dapat. Ini menjadi PR besar negara untuk memperbaiki data, agar tepat sasaran. Yang berhak mendapat, yang tidak berhak ya dikembalikan,” ujar dia.
Sementara itu, penyakit yang perlu mendapat perhatian adalah demam berdarah dengue (DBD) yang sudah merengut korban jiwa. Pemerintah melalui dinas terkait harus sosialisasi ke masyarakat agar giat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan dilakukan fogging di lokasi-lokasi yang ditemukan kasus DBD.
“Sosialisasi bertujuan membuat masyarakat mengerti. Kalau sudah ada gejala segera dibawa ke RS agar tidak terlambat. Biasanya kematian terjadi karena pasien terlambat mendapatkan penanganan. Saat ini, di Indonesia, angka kematian terbesar disebabkan penyakit degeneratif sepeti jantung dan darah tinggi,” kata Rahmad Handoyo.(Merawati Sunantri)
Editor : Budi Sarmun
"kembali" - Google Berita
March 09, 2020 at 04:04AM
https://ift.tt/39BuWiz
Hikmah Wabah Corona, Masyarakat Kembali ke Empon-empon - Suara Merdeka Solo
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hikmah Wabah Corona, Masyarakat Kembali ke Empon-empon - Suara Merdeka Solo"
Post a Comment