Search

Muguruza Menapaki Kembali Jalur Juara – Bebas Akses - kompas.id

AP PHOTO/MARK BAKER

Garbine Muguruza melemparkan handuknya ke penonton setelah mengalahkan Johanna Konta pada babak kedua turnamen tenis Grand Slam Australia Terbuka di Melbourne Park, Jumat (18/1/2019).

MELBOURNE, RABU – Gelar juara Perancis Terbuka 2016 dan Wimbledon 2017 yang didapat Garbine Muguruza bagaikan angin segar dalam persaingan tenis putri. Muguruza, yang saat itu berusia 23 tahun, muncul sebagai juara Grand Slam di antara dominasi para petenis senior.

Kesulitan bersaing di level atas, petenis Spanyol itu harus menapak lagi dari bawah menuju jejak yang pernah dibuatnya. Setelah menjuarai Wimbledon 2017, Muguruza hanya bisa sekali melewati babak keempat dari sembilan Grand Slam berikutnya, yaitu pada Perancis Terbuka 2018.

Musim 2019, dengan dua kali tersingkir pada babak keempat dan dua kali pada babak pertama, menjadi hasil terburuknya sejak 2013. Posisi ke-36 dalam daftar peringkat dunia akhir 2019, juga menjadi posisi terendahnya sejak 2014.

Australia Terbuka 2020 menjadi momen kembalinya Muguruza, setidaknya untuk saat ini. Dia mencapai semifinal pertamanya pada Grand Slam awal musim itu setelah mengalahkan Anastasia Pavlyuchenkova pada perempat final. Di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Rabu (29/1/2020), Muguruza menang, 7-6, 6-3.

Muguruza pun menjadi satu-satunya petenis nonunggulan pada semifinal tunggal putri. Tiga semifinalis lainnya tenis lainnya adalah unggulan keempat Simona Halep, yang akan menjadi lawan Mugueuza, setta unggulan pertama Ashleigh Barty yang bertemu unggulan ke-14 asa Amerika Serikat, Sofia Kenin.

Dalam perjalanan menuju semifinal, petenis yang lahir di Venezuela itu menyingkirkan unggulan 10 besar dalam dua babak beruntun, yaitu Elina Svitolina (5) pada babak ketiga dan Kiki Bertens (9) pada babak keempat.

“Tentu saja saya senang bisa kembali ke tahap ini setelah beberapa tahun. Ini adalah Grand Slam yang ingin saya juarai. Saya punya motivasi besar untuk mewujudkannya,” kata Muguruza.

Kembalinya hubungan kerja sama dengan pelatihnya, Conchita Martinez, menjadi salah satu kunci bangkitnya petenis yang saat ini berperingkat ke-32 tersebut. Martinez, mantan petenis peringkat kedua dunia, mengantarkan Muguruza menuju juara Wimbledon 2017. Setelah itu, pada dua musim berikutnya, Martinez menjadi pelatih petenis Ceko, Karolina Pliskova.

Sudah Berlangganan? Silakan Masuk

Akses yang Perlu, Cukup 1 Minggu

Telah hadir paket Kompas Digital Premium 1 minggu! Langganan sekarang dan nikmati akses referensi tepercaya untuk kebutuhan.

Pada masa persiapan menuju musim 2020, Martinez dan Muguruza bersama kembali. “Kami bersama lagi. Terkadang, jalannya memang harus seperti itu. Saya senang mendapat kesempatan berkerja sama dengan Karolina. Sekarang, kembali bersama Garbine. Waktunya bekerja keras dan saya senang dia mengawalinya dengan baik,” tutur Martinez dalam lawan resmi Asosiasi Tenis Putri (WTA).

Berdasarkan pengalamannya menjadi petenis nomor dua dunia dan menjadi juara Wimbledon 1994, Martinez membantu meningkatkan semua aspek yang dibutuhan Muguruza. “Saya tidak hanya melatih teknik, saya juga berbagi pengalaman sebagai petenis, dari aspek mental dan banyak hal yang telah saya alami,” kata Martinez.

Tentang teknik, Martinez berupaya membuat Muguruza percaya diri dengan bermain ke depan net pada momen yang tepat. Kemampuan ini akan dibutuhkan untuk melawan Halep yang solid bermain di baseline.

Menuju semifinal, petenis Romania itu tak kehilangan satu set pun. Saat mengalahkan Anett Kontaveit, 6-1, 6-1, pada perempat final, Halep melakukannya hanya dalam waktu 53 menit.

Motivasi Final 2018

Halep menjadikan pengalaman bermain pada final Australia Terbuka 2018 sebagai motivasinya. Final dua tahun lalu itu mempertemukan petenis yang sama-sama mengejar gelar pertama Grand Slam : Halep dan Wozniacki. Halep unggul 4-3 pada set ketiga, tetapi berbalik kalah 6-7 (2-7), 6-3, 4-6.

“Pertandingan itu tak terlalu buruk. Saya tak bisa menyelesaikannya (menang), mungkin karena gugup. Tetapi, saat ini saya memiliki lebih banyak pengalamam. Pertandingan itu membantu saya menjuarai dua Grand Slam dan semoga membantu untuk mendapatkan yang ketiga,” tutur Halep yang diasuh pelatih asal Australia, Darren Cahill.

Setelah mencapai final Australia Terbuka 2018, Halep tampil di tahap yang sama pada Grand Slam berikutnya, Perancis Terbuka. Halep pun mewujudkan yang dicita-citakan semua petenis, menjadi juara Grand Slam, setelah mengalahkan Sloane Stephens di final. Dia menambah gelarnya dari Wimbledon 2019, kali ini, dengan mengalahkan Serena Williams pada laga puncak. (AFP/REUTERS)

Let's block ads! (Why?)



"kembali" - Google Berita
January 29, 2020 at 11:47AM
https://ift.tt/37DQpqf

Muguruza Menapaki Kembali Jalur Juara – Bebas Akses - kompas.id
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Muguruza Menapaki Kembali Jalur Juara – Bebas Akses - kompas.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.