Search

Setelah Radiasi Sirna, Pariwisata Fukushima Menggeliat Kembali - Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Fukushima di suatu pagi, pada musim gugur, serombongan fotografer dari Taiwan, memotret kereta Tadami Line saat melintasi Jembatan Tadamigawa Dai-ichi, yang memiliki kaki-kaki pondasi yang melengkung.

Dinukil dari CNN Traveldi antara mereka terdapat fotografer lokal Kenkou Hoshi, yang juga pelopor eko-wisata dengan memberdayakan masyarakat di sekitar Jembatan Tadamigawa Dai-ichi. Salah satu atraksi yang ia tawarkan adalah memotret kereta yang lewat. Ia yang mengusulkan tangga dan lantai untuk fotografer, agar mereka bisa mengambil angle terbaik dari jembatan itu.

Kini, ia berusaha agar pemerintah Perfektur Fukushima membangun lift untuk orang tua. Dan ketika kereta mulai terlihat pada pukul 09.05, ada deru suara yang berasal dari puluhan kamera yang memburu kereta api, "Pariwisata adalah cara terbaik untuk membawa pembangunan," kata Hoshi.

Mengetahui bahwa sebagian besar wisatawan ke Fukushima adalah warga Taiwan yang ingin mengalami musim gugur dan musim dingin, Hoshi mempromosikan Mishima dengan mengorganisir kompetisi foto di Taiwan, dengan objek pemandangan Jalur Tadami. Dia meluncurkan wisata Mugenkyo no Watashi di Sungai Tadami. Wisatawan, selain diajak menyaksikan kereta api juga menyusuri Sungai Tadami.

Fukushima berada di wilayah Tohoku. Lokasinya di ujung timur laut Pulau Honshu, yang menerima kurang dari 2 persen dari total wisatawan mancanegara yang mengunjungi Jepang. Fukushima memang bukan destinasi wisata utama, apalagi pada 2011 terjadi kerusakan PLTN Fukushima, yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami besar yang menghantam Pantai Tohoku. Kekhawatiran terhadap radiasi membuat wisatawan menolak menuju Fukushima.

Mungkin itu sebabnya hanya 120.000 wisatawan mancanegara yang mengunjungi Fukushima pada 2018. Padahal radiasi yang tersisa tinggal 2,8 persen. Potensi wisata di Fukushima sejatinya besar. Dengan penduduk kurang dari 2 juta orang, sebagian wilayahnya merupakan pedesaan, dengan jalan gunung berliku, hutan, sungai deras, air terjun, rawa-rawa dan dataran tinggi. Jadi, bila bosan dengan keriuhan kota-kota di Jepang, Fukushima merupakan destinasi yang tepat.

Di antara orang Jepang, Fukushima merupkan lokasi yang pas untuk menikmati dedauan yang berubah warna saat musim gugur. Wilayah ini juga terkenal dengan hujan salju yang lebat, situs bersejarah di Aizuwakamatsu, persik, dan pohon kesemek. Selain itu, Fukushima memiliki masakan lokal yang khas, yang tidak ditemukan di kota-kota Jepang lainnya. Sebagai pemanis pariwisatanya, Fukushima memiliki 130 resor sumber air panas dan lebih dari 60 jenis sake.

Ouchijuku adalah salah satu "kota pos" tua yang paling terpelihara di Jepang, yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi para penguasa feodal yang bepergian antara provinsi mereka dan Edo (sekarang Tokyo). Foto: Beth Reiber/CNN Travel

"Ini kelima kalinya kami ke Jepang, dan setelah mengikuti unggahan di media sosial dan YouTube, kami memutuskan untuk datang ke Fukushima," kata Natalie Meek wisatawan dari Inggris. "Kami menyewa mobil dan menghabiskan lima hari di sekitar daerah Aizuwakamatsu karena ada begitu banyak yang bisa dilihat."

Let's block ads! (Why?)



"kembali" - Google Berita
December 20, 2019 at 11:03PM
https://ift.tt/2EAJr8H

Setelah Radiasi Sirna, Pariwisata Fukushima Menggeliat Kembali - Tempo
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Setelah Radiasi Sirna, Pariwisata Fukushima Menggeliat Kembali - Tempo"

Post a Comment

Powered by Blogger.