Search

Harapan Damai Dagang AS-China Memudar, Emas Kembali Perkasa - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali diperdagangkan menguat menjelang pertemuan Amerika Serikat (AS) dengan China digelar di Washington pada hari ini. Rupanya kekhawatiran akan negosiasi yang belum membuahkan hasil masih menggelayuti.

Pada Kamis (10/10/2019) pukul 08:50 WIB, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.507,61/troy ons. Naik 0,15% dibandingkan posisi hari sebelumnya sekaligus menjadi yang tertinggi sejak awal Oktober.


Kembalinya melonjaknya harga emas ini tak terlepas dari harapan damai dagang yangmemudar. Hembusan angin buruk baru saja tertiup dari China.

Harian South China Morning Post melaporkan bahwa AS dan China gagal mencapai kesepakatan dalam pertemuan tingkat wakil menteri yang dilakukan jelang pertemuan inti (Kamis-Jumat).

Bahkan, harian tersebut menyebutkan bahwa pembicaraan tingkat tinggi antara Wakil Perdana Menteri China Liu He hanya akan berlangsung satu hari, karena delegasi China bakal meninggalkan Washington pada Kamis. Padahal, rencana semula adalah negosiasi selama dua hari

Harapan damai dagang masih suram setelah pemerintah AS memperluas daftar hitam dengan memasukkan beberapa startup artificial intelligence China. Hal ini dilakukan karena AS menilai ada pelanggaran hak asasi manusia atas minoritas muslim di China.


Kalau dua perekonomian dunia belum mau rujuk, ancaman risiko perlambatan ekonomi global masih akan terus menghantui. Investor akan lari untuk menyelamatkan portofolionya dengan buru-buru pindah ke aset yang dinilai aman (safe haven) seperti emas. Peningkatan permintaan emas akan terjadi dan harga masih mungkin terbang. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/aji)

Let's block ads! (Why?)



"kembali" - Google Berita
October 10, 2019 at 09:12AM
https://ift.tt/2M1E8n1

Harapan Damai Dagang AS-China Memudar, Emas Kembali Perkasa - CNBC Indonesia
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harapan Damai Dagang AS-China Memudar, Emas Kembali Perkasa - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.