Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berakhir melemah pada perdagangan Kamis (31/10/2019) karena terbebani kombinasi peningkatan pasokan minyak Arab Saudi dan kekhawatiran perang dagang.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember 2019 merosot 88 sen dan berakhir di level US$54,18 per barel di New York Mercantile Exchange.
Meski melemah pada perdagangan Kamis (31/10), minyak WTI mampu membukukan penguatan bulanan pertama sejak Juli dengan naik 0,2 persen pada Oktober.
Adapun harga minyak Brent untuk kontrak Desember 2019 pada perdagangan ditutup turun 38 sen di level US$60,23 per barel di ICE Futures Europe Exchange pada Kamis (31/10).
Minyak mentah acuan global ini terkoreksi sekitar 0,9 persen sepanjang Oktober dan diperdagangkan premium sebesar US$6,05 terhadap WTI.
Menurut perusahaan konsultan JBC Energy, Arab Saudi meningkatkan produksi minyak harian menjadi sekitar 9,8 juta barel, hanya beberapa pekan setelah fasiltas utamanya dilumpuhkan oleh serangan rudal pada pertengahan September.
Peningkatan pasokan itu terjadi tepat di tengah tanda-tanda bahwa para pejabat pemerintah China menentang beberapa tuntutan perdagangan utama yang diajukan Presiden AS Donald Trump.
“Kita harus mengamati perkembangan kesepakatan perdagangan,” ujar Ashley Petersen, analis pasar minyak senior di Stratas Advisors, New York.
“Ini akan menjadi permasalahan sisa tahun ini sehingga akan ada lebih banyak volatilitas antar pekan yang akan datang,” tambahnya.
Selain perkembangan internasional seperti pemulihan produksi minyak Saudi dan perdagangan China, TC Energy Corp menyatakan force majeure setelah menutup jalur pipa utama AS karena tumpahan minyak.
Para pengebor Kanada juga dapat menambahkan pasokan minyak mentah ke dalam pasar setelah pemerintah melonggarkan batasan produksi untuk perusahaan-perusahaan yang akan mengirimkan minyak Albertan melalui jalur kereta api.
Sementara itu, para pembuat kebijakan China berkumpul di Beijing menghadiri pertemuan politik penting yang ditutup pada Kamis.
Dalam pembicaraan menjelang pleno itu, beberapa pejabat menyuarakan pesimisme bahwa negosiasi perdagangan dengan AS di masa depan dapat menghasilkan sesuatu yang signifikan kecuali AS bersedia menurunkan lebih banyak tarif.
Di sisi lain, Trump mengatakan kedua negara akan segera mengumumkan lokasi baru di mana kesepakatan perdagangan "Fase Satu" akan ditandatangani, setelah Chile menarik diri untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT APEC pada pertengahan November.
Dalam kesempatan tersebut, AS dan China sedianya direncanakan akan membuat langkah besar menyelesaikan perang dagang antara kedua negara.
Sentimen negatif lain bagi minyak datang dari peringatan yang disampaikan oleh CFO Royal Dutch Shell Plc bahwa ekspektasi tren harga minyak untuk 2020 terlihat lebih rendah.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Desember 2019 |
||
---|---|---|
Tanggal |
Harga (US$/barel) |
Perubahan |
31/10/2019 |
54,18 |
-0,88 poin |
30/10/2019 |
55,06 |
-0,48 poin |
29/10/2019 |
55,54 |
-0,27 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Desember 2019 |
||
---|---|---|
Tanggal |
Harga (US$/barel) |
Perubahan |
31/10/2019 |
60,23 |
-0,38 poin |
30/10/2019 |
60,61 |
-0,98 poin |
29/10/2019 |
61,59 |
+0,02 poin |
Sumber: Bloomberg
"kembali" - Google Berita
November 01, 2019 at 07:22AM
https://ift.tt/34khsEU
Perang Dagang AS-China Kembali Mengancam, Harga Minyak Turun - Bisnis.com
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang AS-China Kembali Mengancam, Harga Minyak Turun - Bisnis.com"
Post a Comment