BERLIN, KOMPAS.com - Jerman kembali mencatatkan rekor tertinggi dalam ekspor senjatanya, menurut persetujuan perdagangan senjata yang dikeluarkan pemerintah setempat.
Kebanyakan pembelinya datang dari Uni Eropa dan anggota NATO.
Sampai dengan akhir Oktober tahun ini, bisnis ekspor senjata Jerman yang telah mendapat izin mencapai nilai 6,35 miliar euro (sekitar Rp 98,7 triliun), menurut Kementerian Ekonomi dalam pernyataan yang dirilis hari Senin (7/10).
Sehingga pada akhir tahun ini, nilai ekspor senjata kemungkinan besar bakal mencatatkan rekor tertinggi. Angka tersebut dimuat dalam tanggapan Kementerian Ekonomi yang dikirim kepada Partai Hijau.
Bisnis ekspor senjata mencatat peningkatan 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Jerman Sepakati Ekspor Senjata ke Arab Saudi Senilai Rp 4,4 Triliun
Rekor tertinggi ekspor senjata hingga saat ini tercatat senilai 7,86 miliar euro yang dicapai tahun 2015.
Izin penjualan senjata selama ini dikeluarkan oleh Dewan Keamanan yang dipimpin oleh Kanselir Angela Merkel.
Anggota komisi ini antara lain Kementerian Pertahanan, Kementerian Hukum, Kementerian Ekonomi, Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.
Volume izin penjualan senjata memang bukan memuat nilai pengiriman senjata, melainkan bisnis senjata yang sudah disetujui pemerintah.
Volume bisnis senjata yang disetujui ini dianggap sebagai indikator kebijakan pemerintah Jerman soal penjualan senjata.
Isu Kontroversial
Kebanyakan penjualan senjata yang diizinkan ditujukan kepada mitra-mitra Jerman yang termasuk anggota Uni Eropa dan anggota NATO.
Salah satu bisnis terbesar senilai 1,77 miliar euro (sekitar Rp 27,5 triliun) ditujukan ke Hongaria, yang anggota Uni Eropa maupun NATO.
Hongaria tahun ini memang mencoba menggandakan anggaran militernya.
Baca juga: Khawatir Dipakai Perang, Norwegia Hentikan Ekspor Senjata ke UEA
Namun kritik muncul atas izin penjualan senjata ke Mesir dan ke Uni Emirat Arab, yang mana kedua negara itu terlibat dalam perang di Yaman.
Pemerintah Jerman sebenarnya memutuskan untuk meredam ekspor senjata ke kawasan konflik atau ke negara yang terlibat dalam konflik militer. Namun dalam "situasi pengecualian" ekspor senjata bisa diizinkan.
Ekspor senjata dari Jerman ke Arab Saudi juga sempat dibekukan setelah kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, namun kemudian dilanjutkan lagi.
Secara umum Jerman melakukan ekspor senjata ke negara-negara NATO, AS, Inggris, Norwegia, Australia, dan Korea Selatan, yang diperlakukan Jerman seperti anggota aliansi militer.
Kritik terhadap meningkatnya izin bisnis senjata terutama datang dari partai-partai oposisi di parlemen Jerman, terutama Partai Hijau dan Kiri.
"Sangat pahit bahwa SPD hari ini menganggap profit bagi industri senjata lebih penting daripada perdamaian," kata politisi Partai Hijau, Omid Nouripour, yang pernah berkoalisi dengan Partai Sosialdemokrat (SPD).
Sedangkan wakil ketua fraksi Partai Kiri, Sevim Dagdelen, menyebut kebijakan koalisi pemerintahan Uni Kristen-SPD sebagai "lelucon".
Baca juga: AS Akan Permudah Penjualan dan Ekspor Senjata Api Ringan
Seorang juru bicara Kementerian Ekonomi Jerman menerangkan, bagaimanapun persetujuan ekspor senjata bukanlah "ukuran yang tepat" mengenai kebijakan pemerintah secara keseluruhan.
Hal itu lantaran izin ekspor itu juga mencakup peralatan pengamanan seperti kaca pengaman untuk gedung kedutaan dan kendaraan untuk misi PBB.
"kembali" - Google Berita
October 08, 2019 at 11:29PM
https://ift.tt/2OuE0OL
Jerman Kembali Catat Rekor Izin Ekspor Senjata - Kompas.com - Internasional Kompas.com
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jerman Kembali Catat Rekor Izin Ekspor Senjata - Kompas.com - Internasional Kompas.com"
Post a Comment