Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdagangan saham PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) mulai Kamis ini (28/11/2019) di sesi I, setelah dihentikan sementara perdagangan (suspensi) saham emiten energi terbarukan ini sejak 20 November lalu.
Suspensi sebelumnya dilakukan dalam rangka cooling down seiring dengan terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan atas saham TGRA sebagaimana diungkapkan BEI dalam pengumuman resminya.
Saat dibuka sesi I ini, saham TGRA minus 4,43% di level Rp 151/saham, dengan nilai transaksi Rp 4,76 miliar dari volume perdagangan 30,65 juta saham. Dalam sebulan terakhir, data BEI mencatat, saham TGRA sudah jemblok 83% dan secara year to date (ytd) minus 81,%.
Manajemen Terregra Asia Energy sudah menjelaskan penurunan harga saham yang cukup tajam sebulan terakhir ini melalui paparan publik insidental yang diminta BEI.
Christin Soewito mengungkapkan, penurunan ini lebih disebabkan karena sentimen pasar. Sebab sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menghentikan penjualan (suspensi) dua reksa dana milik PT Narada Aset Manajemen oleh agen penjual reksa dana (Aperd) dengan dasar adanya gagal bayar efek (default) saham senilai Rp 177,78 miliar.
Dari salah satu portfolio saham yang dikelola Narada, terungkap ada saham TGRA.
"Iya, memang ada efeknya [Narada], saya tidak bisa menjawab, nanti malah kena legal issue, kita hanya terkena dampak. Yang bisa kita jelaskan, secara fundamental [kinerja perusahaan] masih oke," ungkap Christin, saat menggelar paparan publik insidentil di BEI, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Christin juga menegaskan, volatilitas harga saham TGRA juga tak terafiliasi sama sekali dengan Benny Tjokrosaputro [Bentjok], pemilik dan pengendali PT Hanson International Tbk (MYRX).
"Ada isu yang berkembang liar, kita lakukan klarifikasi bahwa kita dikaitkan dengan saham Benjtok, saya bisa jawab, saya cek dan tidak ada satu lembar pun saham TGRA milik Benjtok," jelasnya lagi.
TGRA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 660 miliar di tahun depan. Jumlah tersebut meningkat dari alokasi belanja modal tahun ini Rp 150 miliar.
Dari sisi kinerja keuangan TGRA hingga September 2019 memang masih tertekan. Perseroan membukukan kerugian Rp 2,89 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya laba Rp 1,79 miliar. Tertekannya laba bersih disebabkan kerugian selisih kurs senilai Rp 3,72 miliar karena investasi proyek solar panel di Mobilong, Australia.
Sepanjang 9 bulan pertama 2019, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 20,45 miliar dari tahun sebelumnya Rp 28,79 miliar. Sedangkan dari sisi aset tercatat Rp 561,21 miliar pada 30 September 2019 dengan liabilitas Rp 201,77 miliar dan ekuitas Rp 359,43 miliar.
Simak seluruh produk Narada disuspensi OJK
(tas/hps)
"kembali" - Google Berita
November 28, 2019 at 11:47AM
https://ift.tt/2L192LI
Kena Dampak Narada, Saham TGRA Kembali Dibuka - CNBC Indonesia
"kembali" - Google Berita
https://ift.tt/2llnJPO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kena Dampak Narada, Saham TGRA Kembali Dibuka - CNBC Indonesia"
Post a Comment